Ilmu Pengetahuan
“ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan dalam pengertian
sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang
masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada
keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara
teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan
sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Untuk
membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran
pengetahuan :
1. Pengetahuan dianggap benar apabila
dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang
terdahulu
2. Pengetahuan dianggap benar apabila ada
kesesuaian dengan kenyataan
3. Pengetahuan dianggap benar apabila
mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Ilmu
pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan
yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis
merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh
ilmu pengetahuan. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh
pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup wujud yang menjadi objek
penelaahannya. Dan aksiologis adalah
asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan. Pembentukan
ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian,
meliputi objek material sebagai bahan yang menadi tujuan penelitian bulat dan
utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan
yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek
ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang
ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat
hal yaitu :
1. Tidak ada perasaan yang bersifat
pamrih.
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan
terhadap problema yang dihadapi dengan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis
yang ada
3. Kepercayaan yang layak terhadap
kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dan budi.
4. Merasa pasti bahwa setiap
pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih
terbuka untuk dibuktikan kembali.
Teknologi
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah
dikatakan bahwa pengetahuan (body of knowledge), dan teknologi sebagai suatu
seni (state of arts ) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses
produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja
dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasikan tujuan produksi.
Fenomena teknik menurut Sastrapratedja (1980) memiliki
ciri sebagai berikut :
1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan
oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan
rasional
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat
sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode,
organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan
teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu,
saling berinteraksi dan saling bergantung
6. Universalisme, artinya teknik melampaui
batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya
teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Kemiskinan
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis
kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain.
Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan
pokok yang diperlukan
2. Posisi manusia dalam lingkungan
sekitar
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa
hidup secara manusiawi
Berdasarkan ukuran garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki factor-faktor produksi
sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan.
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk
memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh
modal usaha.
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak
sampai taman SD.
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai
pekerja bebas.
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda,
dan tidak mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsur
:
1. Kemiskinan yang disebabkan handicap
badaniah ataupun mental seseorang
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana
alam
3. Kemiskinan buatan.
Kemiskinan menjadi
suatu kebudayaan atau subkultur, yang
mempunyai struktur dan way of life yang telah turun temurun melalui jalur
keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar