Rabu, 09 Juli 2014

Resensi ( Penilaian ) Sebuah Karya


Resensi Film “99 Cahaya di Langit Eropa”

Novelnya yang dikarang oleh putri Amien Rais salah seorang politikus ternama negeri ini yang pernah mendobrak kejenuhan iklim politik diktator rejim Soeharto 15 tahun lalu.
Tak disangka, tak dinyana, putri beliau, Hanum Salsabiela Rais dibantu suaminya Rangga Almahendra adalah penulis novel berbakat. Tulisan Hanum sebagaimana dalam novel “99 Cahaya Langit Eropa” menjadi novel “Orang Indonesia Bertualang Di Eropa” ketiga yang sukses menjadi best seller lalu difilmkan, setelah Laskar Pelangi “Edensor” karya Andrea Hirata yang filmnya juga akan tayang tanggl 19 Desember 2013 lalu Negeri 5 Menara nya A. Fuadi yang filmnya tayang tahun 2012 lalu.


Buku
Dari novel best seller yang inspiratif itulah rasa penasaran saya akan film ini pun membuncah, sehingga bela-belain cari bioskop terdekat dari kantor,….tepat di hari pertama penayangannya di Indonesia.
Oke, kita mulai resensi nya.
Film ini dibuka dengan adegan kota Wina, Austria yang menjadi tempat tinggal pasangan muda Rangga (diperankan oleh Abimana Aryasatya) dan Hanum (diperankan oleh Acha Septriasa) di tahun 2008. Rangga adalah seorang mahasiswa Magister dari Indonesia yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di negerinya Mozart tersebut, dan Hanum yang saat itu adalah reporter Trans TV, mau tak mau meninggalkan pekerjaannya untuk ikut serta mendampingi sang suami kuliah di Eropa.
Suami kuliah, maka istri pun jalan-jalan daripada bengong sendirian di apartemen, apalagi di negeri yang bahasa ibu nya tidak kita pahami.
Yap…..di awal film itu, dikisahkan bahwa Hanum harus mengambil kursus bahasa Jerman yang merupakan bahasa ibu di negara Austria, agar ia dapat berkomunikasi dengan penduduk sekitar selama petualangannya hidup mendampingi suami di sana.
Dari kelas kursus bahasa Jerman inilah, Hanum berkenalan dengan seorang wanita Turki bernama Fatma Pasha yang dalam film ini diperankan oleh (Raline Shah, aktris yang terkenal dengan film “5 cm”) , yang setiap berjalan-jalan dengan Hanum, hampir selalu tak lupa menjemput dari sekolah dan mengajak serta putri kecilnya Ayse (diperankan oleh pendatang cilik yang memukau akting nya, Geccha Qeaghaventa).
Teman-teman Rangga di kampus diperankan juga secara menarik yaitu mahasiswa Muslim dari India bernama Khan (Alex Abbad) seorang Muslim fanatik yang bahkan rela tak lulus ujian demi ikut sholat Jumat, Steffan (Nino Fernandez) seorang agnostik/atheis yang terus mencecar Rangga dengan pertanyaan logika seputar “Apakah Tuhan itu ada?”…..lalu sosok Maarja (Marissa Nasution) yang merupakan seorang gadis cantik Eropa Timur yang “menaruh hati” dengan Rangga tak peduli bahwa Rangga tealh beristri.
Menarik di sini adalah akting Alex Abbad yang sering tampil sebagai “bajingan bejat” dalam film-film sebelumnya, terutama film Merantau nya Iko Uwais yang membuat namanya go international, pun dikenal sebagai VJ MTV yang jahil di akhir tahun 90-an. Dalm film ini tampil begitu “dingin”, begitu tenang, dan terlihat mampu memerankan seorang Muslim India yang fanatik,….kebetulan secara fisik dia memang keturunan Timur Tengah….hehehe…no mean to be racist dude.
Sementara dari teman-teamnnya Hanum, selain Fatma di atas, ada teman-teman Turki nya yang juga tinggal di Osterreich, yang di dalam novel sebenarnya adalah teman-teman pengajian Fatma, yaitu Latife dan Ezra.
Menarik tokoh Ezra dalam film ini diperankan oleh Hanum Rais sendiri. Dan aktingya pun lumayan, sampai-sampai saya bertanya-tanya kok, gak sekalian saja si Hanum memerankan dirinya sendiri?
Wajahnya pun belum terlalu jauh berbeda dengan Hanum tahun 2008 sebagaimana di novel ini. Mungkin Rangga asli keberatan jika Hanum asli harus memerankan adegan “kecup kening” yang kerap dilakukan oleh Abimana dan Acha dalam film ini….hehehe….yo wis, koe bojo ne…karep mu mas…
Ketika pasangan ini bertualang ke Paris, mereka juga bertemu seorang tokoh menarik dan simpatik yaitu Marion Latimer yang diperankan oleh aktris Dewi Sandra dengan lumayan berkarakter.
Dan jika Raline saya rasa secara  fisik  “kurang bule” untuk memerankan wanita Turki, maka Dewi saya rasa tampang nya “cukup bule” untuk memerankan seorang mualaf Prancis.
Tak kalah menarik, kehadiran cameo (tokoh yang bermain film memerankan dirinya sendiri), Fatin Shidqia bintang X-Factor yang dalam film ini, diceritakan sedangshooting video clip terbarunya.
Dari segi gambar, film ini cukup baik dalam mengambil setting keindahan kota-kota Wina dan Paris. Bahkan adegan Rangga adzan Maghrib di atas menara Eiffel, dengan background kota Paris di senja yang matahrinya masih terang benderang, cukup menyentuh.
Tapi dari segi cerita….saya agak sedikit kecewa dengan Sutradara Guntur Soeharjanto.
Ia seperti memperlakukan semua penonton film ini, adalah orang seperti saya, yang telah tamat baca novel “99 Cahaya di Langit Eropa”
Sehingga, beberapa scene diambil dengan kurang mendetil.
Contoh:
1) Adegan dua warga bule Austria menceritakan asal muasal Roti Croissant yang mereka makan
Dalam novel diceritakan dengan jelas, si bule bercerita kepada temannya, bahwa penamaan roti Croissant adalah berdasarkan sejarah kemenangan pasukan Eropa dalam mengalahkan invasi pasukan Muslim Kesultanan Ottoman Turki. Sedemikian dendamnya masyarakat Eropa yang non Muslim, sehingga mereka membuat roti berbentuk bulan sabit untuk dimakan, bukan untuk dihormati.
Bulan Sabit adalah lambang negara Turki, yang awalnya sebelum jaman Attaturk malah merupakan simbol kekaisaran Islam Eropa di bawah kekuasaan Turki. Dan memang salah satu simbol agama Islam pula bersama bintang. Attaturk menghilangkan lambang bintang nya dalam bendera Turki saat ini, karena ia anti atribut Islam.
Dalam film hanya diceritakan bahwa roti Croissant adalah berasal dari lambang bendera Turki. Lah…saya jamin 80% warga Indonesia yang menonton film ini mungkin belum terlalu hafal dengan bendera Turki, bisa saja salah menerjemahkan dialog dalam film itu…..sehingga mereka jika melihat adegan ini bisa bertanya, “Memang nya lambang bendera Turki berbentuk Roti ya?” atau berbentu Roti Croissant ya?….padahal yang benar bentuk bulan sabit nya yang harus dijelaskan, bukan langsung dari roti dikaitkan dengan bendera Turki.
Dalam film tiba-tiba saja, Fatma menahan Hanum untuk membalas secara emosional omongan mereka yang dianggap menghina Islam….menghina dari mananya ya?…kata sepasang penonton yang duduk di sebelah saya.
Wong cuma ngomong bendera Turki, kok langsung dikaitkan dengan menghina Islam?
2) Berkali-kali dalam film ini disebut-sebut nama “Kara Mustapha Pasha”. Tapi tidak pernah benar-benar dijelaskan siapa dia sebenarnya, kecuali hanya sedikit di bagian awal film.
Bahkan ada sebuah adegan Hanum, Fatma dan Ayse sedang berkunjung ke Museum Kota Wina, tiba-tiba Fatma terlihat sedih memandangi lukisan Kara Mustapha. Tapi di film hanya dijelaskan bahwa Fatma sedih karena Kara adalah nenek moyang nya. Namun alih-alih menjadi pahlawan Turki, ia malah membawa aib bagi bangsa Turki. Kenapa?
Tidak dijelaskan secara detil dalam film ini, walau di sebelah lukisannya terlihat jelas lukisan dinding besar menggambarkan pertempuran pasukan Kara melawan pasukan Austro-Hongaria-Prusia. Namun penonton seperti disuruh menerjemahkan sendiri apa arti lukisan tersebut. Saya juga tahunya jika itu lukisan perang era Kara Mustapha, karena telah baca novel nya, sulit untuk merejemahkan sendiri dari film, karena gambarnya hanya sekilas.
Tapi tidak pernah dijelaskan siapa dia, kecuali bahwa ia adalah seorang Panglima Perang Turki yang pernah bertempur di Austria, lalu mati dalam keadaan menyesal. Menyesal kenapa?
Dalam novel diceritakan, bahwa penyerangan Kara Mustapha sekitar 400 tahun lalu ke kota Wina, berakhir dengan kegagalan, karena ia telah meremehkan pasukan musuhnya, salah strategi, dan akhirnya pasukannya kalah. Sudahlah kalah perang, bukannya dilindungi oleh Sultan Turki, tapi ia malah akhirnya dihukum mati di Beograd yang sekarang menjadi ibukota negara Serbia.
Terus terang, jika kita terbiasa dengan film-filmnya Hanung Bramantyo, Riri Riza, atau sutradara tahun 80-an yang pernah membuat film-film kisah orang Indonesia di Eropa seperti Arifin C. Noer atau Syumandjaya, kualitas cerita Guntur masih kalah jauh.
Dan jangan kecewa, jika pada akhir film ini, ternyata pasangan Rangga dan Hanum belum sampai ke Cordoba dan Istanbul yang merupakan bagian akhir dari novel nya. Juga keduanya belum sampai bertemu lagi dengan Fatma taoi filmnya telah usai.
Karena ternyata, eh ternyata….judi itu haraaaam…(hehehe ini sih nyanyian Bang Haji Rhoma Irama)
Ternyata scene yang tidak ada di atas itu semua, baru akan tampil dalam lanjutan film “99 Cahaya di Langit Eropa” yang baru akan tampil di bioskop tahun 2014 mendatang….hahahaha.
Oiya ada sedikit kaitan menarik antara film “99 Cahaya di Langit Eropa” dengan film “Laskar Pelangi 3: Edensor”.
Ketiganya sama-sama ada setting di kota Paris dalam waktu yang cukup lama, dan detil adegan yang bermain di sekitar icon nya kota Paris, yaitu Menara Eiffel, Gerbang Arc de Triomphe, Museum Louvre…..yang kurang dari film “99 Cahaya di Langit Eropa” dibandingkan film “Laskar Pelangi 3: Edensor” adalah tidak adanya adegan kuliah di Universitas Sorbonne Paris yang terkenal sebagai “Harvard” nya Eropa itu.
Satu lagi kaitannya adalah penampilan aktor Abimana Aryasatya yang dalam “99 Cahaya di Langit Eropa” memerankan tokoh pendamping Hanum yaitu Rangga, maka dalam film “Laskar Pelangi 3: Edensor” ia memerankan Arai, temannya Ikal.
Sang aktor sedang ketiban rejeki nomplok, dalam setahun memerankan dua film Indonesia yang mengambil setting keliling Eropa, dan salah satunya di kota Paris yang melegenda itu.
Secara keseluruhan, jika Anda bukan seorang penikmat film yang senang detil adegan, karena takut detil bisa bikin pusing kepala, maka film “99 Cahaya di Langit Eropa” ini sudah cukup menghibur.
Dan, cukup menyampaikan pesan mengenai menyebarkan citra baik Islam dengan tetap bertoleransi dengan agama lain, walau menurut saya masih kurang menyentuh jika dibandingkan film Ayat-Ayat Cinta.

Refrensi :

Perbedaan Laporan Berdasarkan Jenisnya dan Contoh Laporannya


I. Pengertian Laporan
a. Suatu bentuk penyampaian berita,keterangan,pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara tertulis dari bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang dan tanggung jawab yang ada diantara mereka.
b. Salah satu cara pelaksanaan komunikasi dari pihak yang satu kepada pihak yang lainnya.

II.Fungsi Laporan
Fungsi laporan diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Pertanggungjawaban bagi orang yang diberi tugas.
b.      Landasan pimpinan dalam mengambil kebijakan/keputusan.
c.       Alat untuk melakukan pengawasan.
d.      Dokumen sebagai bahan studi dan pengalaman bagi orang lain.

III.Macam-macam Laporan
Macam-macam laporan menurut bentuknya:
a.      laporan berbentuk formulir
b.      laporan berbentuk surat
c.      laporan berbentuk memorandum (memo)
d.     laporan berbentuk naskah
e.      laporan berbentuk buku

IV. Dasar - dasar membuat Laporan
a.       Clear
Kejelasan suatu laporan diperlukan baik kejelasan dalam pemakaian bahasa, istilah, maupun kata-kata harus yang mudah dicerna, dipahami dan dimengerti bagi si pembaca.
b.      Mengenai sasaran permasalahannya
Caranya dengan jalan menghindarkan pemakaian kata-kata yang membingungkan atau tidak muluk-muluk, demikian juga hal dalam penyusunan kata-kata maupun kalimat harus jelasm singkat jangan sampai melantur kemana-mana dan bertele-tele yang membuat si pembaca laporan semakin bingung dan tidak mengerti.
c.       Lengkap (complete)
Kelengkapan tersebut menyangkut :
#. Permasalahan yang dibahas harus sudah terselesaikan semua sehingga tidak menimbulkan tanda tanya
#. Pembahasan urutan permasalahan harus sesuai dengan prioritas penting tidaknya permasalahan diselesaikan
d.      Tepat waktu dan cermat
Tepat waktu sangat diperlukan dalam penyampaian laporan kepada pihak-pihak yang membutuhkan karena pihak yang membutuhkan laporan untuk menghadapi masalah-masalah yang bersifat mendadak membutuhkan pembuatan laporan yang bisa diusahakan secepat-cepatnya dibuat dan disampaikan.
e.       Tetap (consistent)
Laporan yang didukung data-data yang bersifat tetap dalam arti selalu akurat dan tidak berubah-ubah sesuai dengan perubahan waktu dan keadaan akan membuat suatu laporan lebih dapat dipercaya dan diterima.
f.       Objective dan Factual
Pembuatan laporan harus berdasarkan fakta-fakta yang bisa dibuktikan kebenarannya maupun dibuat secara obyektif.
g.      Harus ada proses timbal balik
a.       Laporan yang baik harus bisa dipahami dan dimengerti sehingga menimbulkan gairah dan minat si pembaca
b.      Jika si pembaca memberikan respon berarti menunjukkan adanya proses timbal balik yang bisa memanfaatkan secara pemberi laporan maupun si pembaca laporan

V.Sistematika Laporan
Laporan lengkap yang lengkap, harus dapat menjawab semua pertanyaan mengenai : apa ( what ), mengapa ( why ), siapa ( Who ), dimana ( where ), kapan ( when ), bagaimana ( how ). Urutan isi laporan sebaiknya diatur, sehingga penerima laporan dapat mudah memahami. Urutan isi laporan antara lain sebagai berikut :
1.      Pendahuluan
-       Latar belakang kegiatan.
-       Dasar hukum kegiatan.
-       Apa maksud dan tujuan kegiatan.
-       Ruang lingkup isi laporan.
2.      Isi Laporan
-       Jenis kegiatan.
-       Tempat dan waktu kegiatan.
-       Petugas kegiatan.
-       Persiapan dan rencana kegiatan.
-       Peserta kegiatan.
-       Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan, urutan fakta / datanya).
-       Kesulitan dan hambatan. 
-       Hasil kegiatan.
-       Kesimpulan dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.
3.      Penutup
Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangan-kekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat.


VI. Contoh Laporan Penelitian Karya Ilmiah
UPAYA PENGOLAHAN SAMPAH UNTUK KEINDAHAN LINGKUNGAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukanya sebagai barang buangan yang disebut sampah. Seperti kita  ketahui sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya. Dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
Sampah terdapat dimana- mana, di rumah, di sekolah, di masyarakat dan di tempat- tempat umum lainnya. Dampak dari adanya sampah memang sangat signifikan terlihat di masyarakat seperti merusak daya estetika lingkungan, menyebabkan penyakit, bila terdapat dalam air akan menyebabkan pencemaran air bahkan jika terlalu banyak ada pada sungai atau saluran air laiinya  bisa menyebabkan banjir.
 Kita menganggap sampah adalah sesuatu yang sudah tidak memiliki daya guna lagi. Tetapi sebenarnya sampah bisa diolah dan dipermak sedemikian rupa sesuai dengan kreativitas dan keinginan kita.
1.2 Rumusan Masalah
            1.2.1 Bagaimana pengaruh sampah terhadap lingkungan ?
            1.2.2 Bagaimana pengelolaan sampah di masyarakat ?
            1.2.3 Kenapa sampah harus diolah dan di daur ulang ?
            1.2.4 Bagaimana penanganan sampah di masyarakat ?
            1.2.5 Bagaimana efek sampah terhadap kehidupan manusia ?
1.3 Tujuan
1. Untuk memberikan kesadaran kepada kita betapa pentingnya menjaga dan memelihara  lingkungan kita agar terlindungi dari pencemaran sampah.
2 Supaya para siswa  yang sudah belajar hal yang mengenai pengelolaan sampah mampu  memberikan informasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah di sembarangan tempat.
3. Membuat siswa –siswi bisa mengeksplorasikan kreativitasnya dalam pengelolaan sampah.
4. Menemukan pengelolaan sampah yang baik sebagai proses daur ulang sampah.
5. Sebagai sarana pembelajaran siswa dalam pembuatan karya tulis.
1.4 Manfaat
Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi dibidang lingkungan hidup dan dapat memanfaatkan sampah di lingkungan SMA ……. menjadi sesuatu yang berguna. Membuat siswa lebih peduli terhadap lingkungan dengan hal yang sangat kecil seperti membuang sampah pada tempatnya merupakan hal yang perlu ditanamkan sejak dini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
           Sampah adalah bahan yang tidak berguna, tidak digunakan atau bahan yang terbuang sebagai sisa dari sesuatu proses yang dihasilkan dari aktifitas manusia. Sampah biasanya berupa padatan atau setengah padatan yang dikenal dengan istilah sampah basah atau sampah kering.
2.2 Klasifikasi Sampah
Sampah berdasarkan sumbernya. :
1.     Sampah rumah tangga sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga.
2.     Sampah komersial, sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios, pendidikan dan sebagainya.
3.     . Sampah bangunan, sampah yang berasal dari kegiatan bangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen, kayu, batu bata, genteng, dan sebagainya.
4.      Sampah fasilitas umum.Sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan trotoar, lapangan, tempat rekreasi, dan sebagainya. Contoh jenis sampah ini adalah daun, ranting, kertas pembungkus, plastik, rokok, debu, dan sebagainya.
 Sampah berdasarkan jenisnya. :       
1.     Sampah organik (bersifat degradabel) Sampah organik adalah jenis sampah yang sebagian besar tersusun oleh senyawa organik (sisa tanaman, hewan, atau kotoran) sampah ini mudah diuraikan oleh jasad hidup khususnya mikroorganisme. 
2.        Sampah anorganik (non degradabel).Sampah anorganik adalah jenis sampah yang tersusun oleh senyawa anorganik (plastik, botol, logam) sampah ini sangat sulit untuk diuraikan oleh jasad renik      
            
2.3 Pengelolaan sampah
            Pengumpulan sampah dengan menggunakan kantung. Kantung yang digunakan berasal dari kantung plastik. Jenis bahan ini cukup kuat dan dapat digunakan berulang-ulang serta sulit dihancurkan oleh jasad-jasad renik yang ada dalam sampah. Bentuk dan ukuran kantung disesuaikan dengan kebutuhan. Penampungan sampah dapat menggunakan bak sampah. Bak sampah dibuat secara permanen maupun non permanen. Pengangkutan.Kantung-kantung sampah yang telah terkumpul dalam bak-bak sampah, kemudian menunggu pengangkutan oleh dinas kebersihan setempat atau sampah tersebut dapat di daur ulang yang sebelumnya dipisahkan dahulu antara sampah organik dan sampah anorganik.
Pengelolaan sampah contohnya :
Pupuk cair organik yaitu larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari 1 unsur. Kelebihan dari pupuk cair organik adalah dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara dan mampu menyediakan hara secara cepat. Pupuk cair organik umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Larutan ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman.
Pupuk kandang cair
Pupuk ini berasal dari kotoran hewan dan urin ternak. Pupuk ini umumnya bisa digunakan bersama dengan kotoran padat atau pupuk hijau. Pemberian pupuk ini paling baik diberikan pada tanaman yang sedang dalam masa vegetatif dan masa perkembangbiakan, sebab ketika masa perkembangbiakan, tanaman banyak membutuhkan nutrisi.
2.      Biogas
Gabungan dari fermentasi bahan organik cair dengan bahan organik padat dikenal dengan istilah biogas. Bahan pembuatannya berasal dari kotoran manusia, hewan dan tanaman. Penggunaan biogas memiliki keuntungan ganda yaitu gas metana yang dihasilkan bisa berfungsi sebagai bahan baker, sedangkan sampah padat dan cair yang dihasilkan sebagai residu bisa digunakan sebagai pupuk. Penggunaan biogas secara rutin mampu meningkatkan produksi padi secara berkesinambungan dan tidak ada residu biogas di dalam lahan sawah, sedangkan penggunaan pupuk kimia sintetis dapat menurunkan produksi tanaman jika digunakan terus-menerus.
3.   Barang –barang kerajinan seperti tas, vas bunga, tempat pensil, dan alat –alat rumah tangga lainnya. Ini bisa diambil dari bekas pembungkus deterjen, sabun dan lain –lain.
2.4         Efek  sampah terhadap manusia dan lingkungan
Dampak terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
Sampah beracun:
Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
Dampak terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampaknya antara lain :
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).
Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
2.5 Prinsip – prinsip Penanganan sampah
Ada prinsip-prinsip  penanganan sampah yang bisa diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan Prinsip 4R yaitu:
Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Dari pembahasan di atas dapat saya simpulkan bahwa sampah memiliki efek –efek negatif terhadap lingkungan hidup baik dari segi keindahan, kesehatan,dan sosial ekonomi. Tetapi jika kita bisa mengolah dan mendaur ulangnya dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas maka sampah bisa disulap menjadi barang atau benda- benda yang bernilai jual tinggi dan sangat bermanfaat seperti pupuk cair yang terbuat dari sampah organik.
3.2 Saran
            Sebaiknya pemerintah lebih memprioritaskan masalah sampah karena ini sangat signifikan dan berpengaruh besar terhadap lingkungan hidup. Meskipun telah dibuat Undang – Undang tentang PENGELOLAAN SAMPAH NOMOR 18 TAHUN 2008. Tetapi ini sangat semu bila tidak dibarengi dengan praktek di lapangan.


Refrensi :
www.google.com
www.wikipedia.com