Dikaitkan dengan konsep ‘globalisasi”, maka Michael
Hammer dan James Champy menuliskan bahwa ekonomi global berdampak terhadap 3 C,
yaitu customer, competition, dan change. Pelanggan menjadi penentu, pesaing
makin banyak, dan perubahan menjadi konstan.Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak
bisa dihindarkan. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka
diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan
tersebut mengarah pada titik positif. Manajemen Perubahan adalah upaya yang
dilakukan untuk mengelola akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan
dalam organisasi.Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang
berasal dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut., yaitu, Kondisi
Ketenagakerjaan, Economic Shocks, Kecenderungan sosial, Tekhnologi, Kompetisi
dan Kondisi Politik.
Masalah dalam perubahan
Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan
akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas
perubahan itu sendiri”. Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah
resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak
selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan
tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul
dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan
(eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok,
demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat
laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun dan
lain sebagainya.
Sumber Penolakan atas Perubahan
Untuk keperluan analitis, dapat dikategorikan sumber
penolakan atas perubahan, menurut Stephen P. Robbins, yaitu penolakan yang
dilakukan oleh individual dan yang dilakukan oleh kelompok atau organisasional.
Resistensi Individual, Karena persoalan kepribadian,
persepsi, dan kebutuhan, maka individu punya potensi sebagai sumber penolakan
atas perubahan :
KEBIASAAN, merupakan pola tingkah laku yang kita
tampilkan secara berulang-ulang sepanjang hidup kita. Kita lakukan itu, karena
kita merasa nyaman, menyenangkan. Begitu terus kita lakukan sehingga terbentuk
satu pola kehidupan sehari-hari. Jika perubahan berpengaruh besar terhadap pola
kehidupan tadi maka muncul mekanisme diri.
RASA AMAN, kondisi sekarang sudah memberikan rasa
aman, dan karyawan memiliki kebutuhan akan rasa aman relatif tinggi, maka
potensi menolak perubahan pun besar. Mengubah cara kerja padat karya ke padat
modal memunculkan rasa tidak aman bagi para pegawai.
FAKTOR EKONOMI, Faktor lain sebagai sumber penolakan
atas perubahan adalah soal menurun-nya pendapatan.TAKUT AKAN SESUATU YANG TIDAK
DIKETAHUI Sebagian besar perubahan tidak mudah diprediksi hasilnya. Oleh karena
itu muncul ketidak pastian dan keragu-raguan. Kalau kondisi sekarang sudah
pasti dan kondisi nanti setelah perubahan belum pasti, maka orang akan
cenderung memilih kondisi sekarang dan menolak perubahan.
PERSEPSI, cara pandang individu terhadap dunia
sekitarnya. Cara pandang ini mempengaruhi sikap. Dimana karyawan merasa program
perusahaan adalah bentuk kesewenang-wenangan, sehingga menimbulkan sikap
negatif.
Tahapan Manajemen Perubahan
Suatu perubahan terjadi melalui tahap-tahapan.
Pertama-tama adanya dorongan dari dalam (dorongan internal), kemudian ada
dorongan dari luar (dorongan eksternal).
Untuk manajemen perubahan adanya tahapan perubahan. Tahap-tahap manajemen
perubahan ada empat, yaitu:
Tahap 1, tahap identifikasi perubahan, diharapkan
seseorang dapat mengenal perubahan apa yang akan dilakukan /terjadi. Dalam
tahap ini seseorang atau kelompok dapat mengenal kebutuhan perubahan dan
mengidentifikasi tipe perubahan.
Tahap 2, tahap perencanaan perubahan. Pada tahap ini
harus dianalisis mengenai diagnostik situasional tehnik, pemilihan strategi
umum, dan pemilihan. Dalam proses ini perlu dipertimbangkan adanya factor
pendukung sehingga perubahan dapat terjadi dengan baik.,
Tahap 3, tahap implementasi perubahan dimana terjadi
proses pencairan, perubahan dan pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu
perubahan sedang terjadi kemungkinan timbul masalah.
Tahap 4, tahap evaluasi dan umpan balik. Untuk
melakukan evaluasi diperlukan data, oleh karena itu dalam tahap ini dilakukan
pengumpulan data dan evaluasi data tersebut. Dimana Hasil evaluasi ini dapat di
umpan balik kepada tahap 1 sehingga memberi dampak pada perubahan yang
diinginkan berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar