Definisi
kelompok menurut Stephens P. Robins (2006) sebagai dua individu atau lebih,
yang berinteraksi dan saling tergantung, yang bergabung untuk mencapai tujuan
tertentu. Kelompok memiliki karakteristik yang beraneka ragam tergantung
situasi dan kondisi yang dihadapi oleh individu dalam mencapai
tujuan-tujuannya. Proses pembentukan kelompok di dalam organisasi mempunyai
keunikan yang berbeda dengan proses pembentukan kelompok di lingkungan sosial
masyarakat, misalnya untuk mencapai tujuan organisasi setiap individu akan
memiliki pola formal dan informal, tetapi biasanya individu di dalam organisasi
lebih menyukai pola formal yang sesuai dengan struktur yang telah dibentuk oleh
organisasi tersebut seiring dengan pembagian tugas yang jelas dan terperinci.
Maka,
dapat didefinisikan bahwa kelompok formal adalah kelompok yang dibentuk
terstruktur sesuai dengan kebutuhan organisasi. Disamping struktur yang formal
tersebut terdapat pula pola informal yang di identifikasi didalamnya
individu-individu berasal dari kesamaan visi, tujuan, budaya, latar belakang
pendidikan, agama, dan etnis, namun kelompok informal ini tidak memiliki
struktur dan pembagian tugas yang jelas. Dan dapat didefinisikan bahwa kelompok
informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur formal dan tidak
ditentukan oleh kebutuhan organisasi, melainkan karena respon kebutuhan akan
hubungan sosial.
Kelompok formal memiliki subkelompok lagi didalamnya yang biasanya dikenal dengan kelompok tugas dan kelompok komando. Masing-masing kelompok tersebut tidak memiliki bentuk yang jauh berbeda dengan kelompok formal, karena biasanya memiliki tujuan yang spesifik dan biasanya dibentuk didalam struktur kelompok formal. Kelompok tugas didefinisikan sebagai kelompok yang dibentuk oleh individu-individu didalamnya untuk bersama-sama menyelesaikan tugas dan kelompok komando didefinisikan dengan seluruh manajer dan stafnya, atau hubungan antara atasan dan bawahan.
Untuk kelompok yang sifatnya biasa seperti kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan yang biasanya dibentuk untuk menyesuaikan dengan situasi dan maksud tertentu. Kelompok kepentingan didefinisikan sebagai individu-individu yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan menjadi perhatian orang lain didalam dan diluar organisasi. Sedangkan, kelompok persahabatan didefinisikan sebagai kelompok yang dibentuk secara bersama karena mempunyai satu atau lebih kesamaan dalam sifat dan keunikan
Kelompok formal memiliki subkelompok lagi didalamnya yang biasanya dikenal dengan kelompok tugas dan kelompok komando. Masing-masing kelompok tersebut tidak memiliki bentuk yang jauh berbeda dengan kelompok formal, karena biasanya memiliki tujuan yang spesifik dan biasanya dibentuk didalam struktur kelompok formal. Kelompok tugas didefinisikan sebagai kelompok yang dibentuk oleh individu-individu didalamnya untuk bersama-sama menyelesaikan tugas dan kelompok komando didefinisikan dengan seluruh manajer dan stafnya, atau hubungan antara atasan dan bawahan.
Untuk kelompok yang sifatnya biasa seperti kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan yang biasanya dibentuk untuk menyesuaikan dengan situasi dan maksud tertentu. Kelompok kepentingan didefinisikan sebagai individu-individu yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan menjadi perhatian orang lain didalam dan diluar organisasi. Sedangkan, kelompok persahabatan didefinisikan sebagai kelompok yang dibentuk secara bersama karena mempunyai satu atau lebih kesamaan dalam sifat dan keunikan
Tahap-tahap
Pembentukan Kelompok
Model
pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965).
Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik
dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.
Tahap
1 - Forming
Pada
tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok
cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka
belum saling mengenal dan belum saling percaya.
Tahap
2 - Storming
Kelompok
mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi.
Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota
kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka
masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada
pula yang mandenk pada tahap ini.
Tahap
3 - Norming
Terdapat
kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab
telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring
dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
Tahap
4 - Performing
Kelompok
dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa
ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling
bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
Tahap
5 - Adjourning dan Transforming
Tahap
dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja
kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan
PROSES
PEMBENTUKAN KELOMPOK
Dalam proses pembentukan kelompok setiap individu yang tergabung ke dalam kelompok diidentifikasikan sebagai memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dan berharap akan mendapatkan manfaat dari bergabungnya individu ke dalam kelompok. Tujuan individu untuk bergabung kedalam kelompok sebagian besar didasari oleh status, rasa aman, harga diri, pencapaian tujuan, kekuasaan, dan afiliasi yang akan diperoleh setelah bergabung kedalam kelompok (Stephen, 2006).
Kelompok terbentuk oleh aturan yang telah baku selama proses pembentukannya, dan memiliki tahapan-tahapan proses yang berbeda. Dalam proses pembentukan kelompok terdapat suatu model pembentukan kelompok yang banyak digunakan oleh ilmuwan di dunia yang dikenal dengan “Model Lima Tahap”, yang dijelaskan sebagai:
1. Pembentukan (forming)
2. Keributan (storming)
3. Penormaan (norming)
4. Pelaksanaan (performing)
5. Peristirahatan (adjourning)
Dalam proses pembentukan kelompok setiap individu yang tergabung ke dalam kelompok diidentifikasikan sebagai memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dan berharap akan mendapatkan manfaat dari bergabungnya individu ke dalam kelompok. Tujuan individu untuk bergabung kedalam kelompok sebagian besar didasari oleh status, rasa aman, harga diri, pencapaian tujuan, kekuasaan, dan afiliasi yang akan diperoleh setelah bergabung kedalam kelompok (Stephen, 2006).
Kelompok terbentuk oleh aturan yang telah baku selama proses pembentukannya, dan memiliki tahapan-tahapan proses yang berbeda. Dalam proses pembentukan kelompok terdapat suatu model pembentukan kelompok yang banyak digunakan oleh ilmuwan di dunia yang dikenal dengan “Model Lima Tahap”, yang dijelaskan sebagai:
1. Pembentukan (forming)
2. Keributan (storming)
3. Penormaan (norming)
4. Pelaksanaan (performing)
5. Peristirahatan (adjourning)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar