Kepadatan penduduk
Bicara mengenai permasalahan perkotaan di Indonesia,
kita berpikir tidak bisa lepas dari Jakarta. Jakarta adalah contoh yang sangat
pas untuk membahas permasalahan dalam kota. Khususnya masalah kepadatan
penduduk. Beberapa waktu yang lalu banyak isu yang menyebutkan bahwa ada
rencana pemindahan ibu kota Republik Indonesia. Kenapa? Karena Ibu kota yang
sekarang dinilai tidak layak lagi untuk dijadikan sebagai ibu kota. Ada alasan
yang begitu rumit untuk dijelaskan bahkan, aparat yang katanya pemimpin kota
dan negeri ini pun kelimpungan ketika ditanyakan mengenai kota yang amat padat
ini. Tidak hanya mengenai pemindahan kota Jakarta, tetapi yang lebih mengerikan
dari pada itu adalah ada wacana yang disebutkan para ahli bahwa 2080 ada
kemungkinan Jakarta akan tenggelam.
Menurut hasil sensus nasional terakhir, ibu kota
dihuni oleh hampir 9,6 juta orang melebihi proyeksi penduduk sebesar 9,2 juta
untuk tahun 2025. Populasi kota ini adalah 4 persen dari total penduduk negara,
237.600.000 orang.
Dengan angka-angka ini, kita dapat melihat bahwa
populasi kota telah tumbuh 4,4 persen selama 10 tahun terakhir, naik dari 8,3
juta pada tahun 2000. Apa yang dikatakan angka-angka ini? “Ibukota telah
kelebihan penduduk.” Pada tingkat ini, Jakarta memiliki kepadatan penduduk
14.476 orang per kilometer persegi. Sebagai akibatnya, para pembuat kebijakan
kota perlu merevisi banyak target pembangunan kota ini, termasuk penciptaan
lapangan kerja, ketahanan pangan, perumahan, kesehatan dan infrastruktur,
sebagai peredam masalah pada saat kota sudah mengalami kepadatan penduduk yang
sangat menghawatirkan.
PENYEBAB
Jumlah penduduk ditentukan oleh :
1. Angka kelahiran
2. Angka kematian
3. Perpindahan penduduk, yang meliputi :
a. Urbanisasi,
b.
Reurbanisasi,
c. Emigrasi,
d. Imigrasi, yaitu
e. Remigrasi,
f. Transmigrasi.
Yang menjadi focus penyebab kepadatan penduduk Jakarta saat ini adalah adalah
Urbanisasi. Dimana, fakta berbicara bahwa penduduk kota Jakarta mayoritas
adalah para urban. Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta 2010 mengatakan
bahwa jumlah penduduk Jakarta bertambah sebanyak 134.234 jiwa per tahun. Jika
tidak ada program dari pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan
penduduk, maka pada 2020 Jakarta akan menjadi lautan manusia. Kenapa mereka
berurbanisasi ke Jakarta?
Ada banyak faktor yang memicu urbanisasi
misalnya; modernisasi teknologi, rakyat pedesaan selalu dibombardir dengan
kehidupan serba wah yang ada di kota besar sehingga semakin mendorong mereka
meninggalkan kampungnya. Pendidikan. Faktor pendidikan juga sangat
berpengaruh terhadap melunjaknya jumlah penduduk. Universitas terbaik di
Indonesia baik negeri maupun swasta ada perkotaan termasuk di Jakarta. Lapangan
Kerja.
Jakarta sebagai kota besar dan berpenduduk banyak tentunya sangat
menjanjikan untuk orang-orang kecil yang berniat untuk mencari sesuap nasi
dikota ini mulai dari pedagang kaki lima (PKL), pedagang asongan, tukang ojek,
tukang sngat menjanjikan untuk hidup semir sepatu, buruh pabrik, pembantu rumah
tangga, office boy, satpam, sopir, kondektur dll yang penting bisa bekerja
tanpa mempunyai keahlian khusus.